Rabu, 26 Agustus 2009

Tempat tewasnya mahasiswa UGM di semeru banyak ditemukan tulang belulang

Kita pasti tidak akan lupa dengan kejadian yang menimpa salah satu mahasiswa UGM yang tewas di gunung Semeru setelah beberapa hari dikabarkan hilang pada awal Agustus 2009. Andika Listiono Putra, remaja berusia 20 tahun tersebut diinformasikan hilang oleh teman-temannya sesama pendaki asal UGM di daerah Arcapada. Perlu diketahui bahwa Arcapada adalah batas vegetasi terakhir di gunung Semeru sebelum menuju puncak Mahameru. Di daerah ini banyak ditemukan monumen "in Memoriam" para pendaki yang hilang maupun tewas. Faktor inilah yang menyebabkan daerah ini disebut tanjakan maut.
Setelah beberapa hari melakukan pencarian, akhirnya tim SAR menemukan jasad remaja asal kota Mojokerto itu di daerah jurang 75. Menurut keterangan teman andika yang ikut dalam pendakian, ia terpisah beberapa meter di belakang rombongan yang sebabnya dikatakan karena badai. Tidak perlu menunggu lama, tim SAR langsung membawa jenazah menuju pos Ranupani hari itu juga yang kemudian langsung dibawa ke kota asalnya, Mojokerto.
Beberapa fakta ataupun kabar burung yang beredar di antara sesama pendakipun terungkap. Salah satu kabar menyebutkan, Andika pernah berkata ketika berada di pos pendakian sebelum memulai pendakian bahwa ia akan dijemput oleh tim SAR. Sepertinya ia sudah memiliki firasat akan hal itu. Tidak hanya itu, perjalanan akhir menuju puncak yang dimulai dari daerah arcapada ternyata dilakukan sekitar pukul tujuh pagi padahal lazimya para pendaki memulai perjalanan dari arcapada menuju Mahameru sekitar pukul satu dini hari. Inilah yang menyebabkan kondisi Andika kelelahan karena teriknya matahari.
Kabar terakhir menyebutkan bahwa di daerah ditemukannya jenazah alumnus SMAN 1 Puri Mojokerto tersebut banyak ditemukan tulang belulang. Kemungkinan tulang belulang tersebut adalah tulang para pendaki yang tewas. Yang menjadi pertanyaan, mengapa sampai ada tulang belulang. Apakah tim SAR tidak melakukan pencarian terhadap korban yang hilang. Fakta menyebutkan bahwa banyak pendaki yang secara ilegal atau tidak resmi melakukan pendakian ke Semeru. Inilah yang menyebabkan tim SAR tidak mengetahui akan adanya pendaki hilang karena tidak melakukan registrasi.
Itulah beberapa fakta yang terungkap pasca ditemukannya jenazah Andika di Semeru. Kita dapat memetik hikmah akan kejadian tersebut. Salah satunya adalah untuk tetap melakukan aturan-aturan yang ditetapkan dan mematuhinya. Selain itu lakukan apa yang umum dilakukan karena hutan adalah bukan daerah kita.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wah koq serem yah...
sukses buat blog barunya

Posting Komentar